Berkurban Wujud Iman dan Harapan

Oleh : Ustadz  Amrial,S.Ag.S.Pd

( Guru MAN 3 Plus Keterampilan Kota Payakumbuh )

Kurban di dalam Islam bukanlah sekedar ritual penyembelihan hewan qurban. Tetapi,  merupakan wujud  atas keimanan sesesorang dalam mencintai Tuhannya.Beberapa ilmuan berpendapat,” Prof. Dr. Quraish Shihab , menyatakan kurban adalah simbol totalitas kepasrahan kepada Allah. Ia menafsirkan kisah Nabi Ibrahim dan Ismail sebagai bentuk keimanan tingkat tinggi, di mana seorang hamba rela mengorbankan yang paling dicintainya demi ketaatan kepada Tuhan (Tafsir Al-Misbah)”.  Imam Al-Ghazali, menyatakan  kurban adalah latihan keikhlasan dan cara untuk membersihkan jiwa dari sifat kikir. Menurutnya, hewan yang disembelih bukan sekadar fisik, melainkan simbol dari hawa nafsu yang harus dikendalikan ( Ihya’ Ulumuddin)”. Sayyid Qutb,  menyatakan kurban adalah ekspresi keikhlasan dan pengorbanan untuk nilai-nilai Ilahiah. Ia menekankan bahwa kisah Nabi Ibrahim adalah pelajaran tentang loyalitas terhadap akidah, bahkan dalam ujian terberat ( Fi Zilal al-Qur’an)”.

         Selain itu beberapa cendikiawan juga berpendapat di antaranya; Dr. M. Natsir ( Mantan Perdana Menteri  Indonesia dan tokoh Islam ). Ia menyatakan;  Kurban mengajarkan empati dan solidaritas sosial. Dengan berkurban, seseorang belajar untuk berbagi, tidak egois, dan peduli kepada sesama yang kurang mampu.  Buya Hamka  (Tafsir Al-Azhar,) menggarisbawahi bahwa qurban adalah pendidikan moral. Tindakan ini melatih kejujuran, amanah, dan kepekaan sosial. Hasan Al-Banna  (Pendiri Ikhwanul Muslimin)  menekankan bahwa qurban melatih disiplin spiritual dan tanggung jawab sosial. Ia melihat qurban sebagai bagian dari tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), yang membentuk individu yang bersih dan peduli terhadap komunitas.

           Dengan demikian dapat penulis katakan  bahwa berkurban bukan saja  wujud refleksi keimanan   kepada Allah Swt, Tetapi, banyak nilai – nilai spritual yang terpupuk sehingga melahirkan berbagai nilai rasa dan harapan.Di antara nilai – nilai dan harapan itu antara lain : Pertama, berkurban dapat dikatakan mengandung nilai   wujud  rasa    syukur terhadap rezki yang dianugrahkan  kepadanya, sehingga terpupuk rasa cinta secara vertikal hubungan dengan Allah Swt. Kedua,  berkurban juga mengandung nilai  wujud rasa peduli, sehingga timbul rasa saling menyayangi antar sesama orang – orang mampu terhadap orang- orang tidak mampu. Ketiga, dengan berkurban terkikisnya  sifat – sifat sombong dan  timbul  kesucian diri, kerendahan hati dan jauh dari sifat dusta, kezaliman sehingga lahir   rasa harapan untuk  mendapatkan  berupa janji – janji  kemuliaan hidup dari Allah Swt. Keempat,  berkurban adalah   simbol ketaqwaan

         Ketaqwaan itu adalah  puncak dari segala amalan Ibadah yang dibarengi dengan berkurban. “Firman Allah Swr (QS: Al-Kautsar: 2) .Artinya : “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.. Firman Allah Swt ( QS:Al-Hajj : :37) Artinya : “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untuk kamu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.” (**)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top